Selasa, Agustus 28, 2012

MARHABAN YA...RAMADHAN



MARHABAN YA...RAMADHAN

Hamiddin

Selamat datang  wahai ruang rindu tempatku mengadu…
Selamat datang wahai lembah cinta tempatku mengurai luka…
Selamat datang wahai bilik sepi tempatku mengiris diri…


Hari menuntaskan waktu, senja merah tergurat rindu, angin sore mengantarkan keberangkatanku ke gerbang suci, gerbang perbatasan antara harapan dan kenyataan, ramadhan. Nafiri adzan mengalun memasuki dimensi waktu, mengendap di dinding-dinding kota ini, mengalir seperti serpihan angin ketika sore beranjak menjadi kelam, matahari kembali pada rangkuman kamus kehidupan. Aku yang berdiri diantara batas nalar dan rasa belum mampu mengupas setiap lempengan makna hidup dalam perjalanan selama ini.

Diantara hamparan warna senja, sepanjang jalan orang-orang berkemas dan mempersiapkan bekal untuk perjalanan suci selama sebulan, selama mungkin hingga pada akhirnya sampai pada kefitrian yang hakiki. Sementara aku di ruang mimpiku ingin mengajakmu menuntaskan lembaran hidup ini hingga usia memungut manusia, hingga tubuh ini seharum tanah dimana kita telah rebah menjadi ekosistem dunia.

Di rimbun sore dan kentalnya maghrib, kuingin melukis kanvas perjalananku berwarna semerah bibirmu, sebijaksana diammu, dan seluas hatimu, karena aku tak tahu apakah hijaunya batang dan ranting hidupku berasal dari gundukan tanah hidupmu?

Angin kembali membalutku dengan selimut gigil, tiap ruasnya adalah panggil. Ruapan sejuknya bulan ini semakin terasa, sepoinya kembali membisikkan rindu pada ilalang, tilasnya semakin terasa pada rebah rumput-rumput liar, adakah sungaiku bermuara pada luas lautmu?

Di gerbang penuh maghfirah, penuh berkah, penuh limpahan hidayah, luapan larva inayahnya mengalir terus sepanjang hari, sepanjang hembusan nafas kehidupan. Maka bersama tatapanmu yang tersimpan setiap pertemuan, ijinkan aku berucap: Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, semoga setiap nafasmu adalah bahagiaku, semoga setiap denyut nadimu adalah dzikir rindumu pada Ilahi, semoga setiap serpihan kedipmu adalah telaga tempatku menyemai kedalaman cinta.

Ya…Allah
Lembah rindu-Mu telah Engkau hamparkan
Untuk sujudku yang tak kekal
Laut maghfirah-Mu telah Engkau gemuruhkan
Tempatku membasuh luka dan dosa
Maka beri aku sebatang ilalang
Untuk merimbunkan ladang-ladang hidupku
Menjadi sebuah hutan
Yang bernama kebahagiaan

Malang, 23 September 2006/1 Ramadhan 1427 H

0 comments: