PADAMU
malam pada mimpi
pagi pada cari
sore pada pergi
padamu aku tepi
Luk-guluk, Pebruari 2006
PERGI DARIMU
Pergi darimu
tanah dan batu mengeras menjadi gelisah
Menepi darimu
laut merebak menjadi ombak
Mengungsi darimu
tapi angin tak memberiku ingin
Luk-guluk, Pebruari 2006
PERJALANAN
: Yaya’
Sepanjang jalan Papringan - Janti
lampu-lampu memeram temaram
bayangan dan cahaya berebut ruang
sementara kau-aku sibuk mengendapkan kerinduan
pada kepingan trotoar
Di atas kucuran keringat
pengayuh becak Jogja
gigir roda menggelinding
hingga kutub
halte
di halte,
debu-debu cemas menunggu jam
sebelum subuh luruh
kita harus sampai di terminal
tempat melepas letihnya percakapan
Malang, 9 Pebruari 2006
DI KOTA BERKABUT
Di kota berkabut
kenangan mengendap di sepanjang jalan
ketika raut oval terpaut di jendela
pagi sudah membuka mata
Di kota berkabut
semua terangkul dalam gigil
kuusap embun di matamu
yang menetes menjadi salju
Di kota berkabut
matahari padam
angin memilih diam
yang terbagi hanya tikam
Malang, 8 Pebruari 2006
Senin, Februari 20, 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 comments:
hai, kawan... Masih ingat? dulu, di sabajarin....
puisi yang amat mendalam..... sampai berkali kali aku buka blog anda ! bahkan semua puisi yang ada di blog anda , ta print dan copy.
puisi IBU benar benar terenyuh, aku sampai menangis, silahkan hubungi aku di no hape +85295891113, atau mampir di bog saya, ulygiz.blogspot.com
Salam
akhirnya datang juga sang pujangga yang selama ini aku tunggu....
gak ngira aja, kalau akan melihat blogku, suprise buat aku. thanks Ibnu.
Terima kasih atas komennya...(Hamiddin)
Posting Komentar