IA BERNAMA KEMARAU
Kemarau, sebut saja namanya Kemarau, ia dilahirkan oleh sepasang kekasih Ibu yang bernama Bumi dan Ayah yang bernama Matahari. Perkawinan Bumi dan Matahari melahirkan Kemarau. Kemarau hanya lahir di sebuah kampung tertentu. Seandainya ia dilahirkan di kampung lain, mungkin namanya bukan kemarau, Kemarau bisa saja bernama Semi, Gugur, Panas, Dingin dan banyak nama yang bisa diberikan oleh kedua orang tuanya. Kemarau menjalani hidupnya dengan sikap sederhana, dia dikenal sebagai sosok yang akrab dengan lingkungannya. Dia tak pernah...
Kamis, Desember 29, 2005
Kamis, Oktober 27, 2005
Mengenang Kisah Bernama : 'Percakapan' dan 'Pertemuan'
Posted on Kamis, Oktober 27, 2005 by Hamiddin
Di Bilik Ramadhan 16
: percakapan 4 April 2002
Beberapa tahun lalu, gerimis, di sebuah Ashar, kita terjebak dalam ganjilnya percakapan :
“aku hendak pergi mencari sunyi, tempat paling teduh membasuh luka, mau ikut?”
Mendekam dalam batu, bibirmu merapat seperti salju
Suaramu hening, hanya dingin bermukim dalam gigilmu
“sekarang atau kujemput sebelum pagi, biar embun tak terlalu lama menunggu matahari”
dengan ritmis seadanya, bekumu semakin mengeras
alif-alif itu tak beranjak dari lelapmu
sementara sisanya dijarah hujan
akupun berangkat
ketika...
Rabu, Oktober 19, 2005
Di Bilik Ramadhan
Posted on Rabu, Oktober 19, 2005 by Hamiddin
Puisi-Puisi Hamiddin
Di Bilik Ramadhan 12
Ada yang bertamu lagi padaku
Tapi bukan gigil, dingin dan sepi
Ia menyebut namanya: sendiri
Malang, 18 Oktober 2005
MEMBACA ALBUM
Di ujung hembusan angin
Debu-debu melecut derapnya,
Masa lalu mencatat album tanah dan memoriar luka
Kemanakah lorong sungai mengalir kau bawa?
Dengan rembang yang meradang seadanya
Bingkai hidup memasung aroma tembakau dan kehangatan batu-batu
Biarkan musim mengorek gigirnya
Karena sebentar lagi gerimis………. kemudian hujan
Sementara kita akan mencari teduh
Sembari menafsirkan...
Sekedar Ulasan Kecil Terhadap 3 Puisi di Majalah Syir'ah April 2005
Posted on Rabu, Oktober 19, 2005 by Hamiddin
Jiwa dan Raga dalam Puisi
(Kritik untuk Tiga Puisi Hamiddin Syam)
Oleh Sainul Hermawan *
Sekitar Mei 2005, seorang penyair muda berbakat dari Madura, alumni fakultas keguruan (tetapi belum jadi guru secara formal, meski telah jadi guru bagi banyak orang yang telah jadi guru), jurusan bahasa Inggris (yang tak suka menulis sajak dalam bahasa Inggris), mengirim email kepada saya di seberang. Katanya:
Kepada Mas Sainul Hermawan
Di Kalimantan
Asslamu’alaikum wr. wb.
Inilah tiga puisi saya yang dimuat di Syir’ah edisi April 2005 (puisi terlampir)....
Langganan:
Postingan (Atom)